Konsentrasi Terpecah

Manajemen Persijap Jepara musim lalu yang masih dipertahankan sampai kini, terpecah konsentrasinya untuk dua hal. Selain kepentingan musim depan berupa masalah finansial, juga kewajiban musim lalu yang masih menanggung defisit lebih dari Rp 1,6 miliar. Dua-duanya juga mesti diselesaikan dalam waktu dekat.



Wacana mengambil dana APBD untuk musim depan di anggaran perubahan tengah semester ini sempat muncul. Tetapi menjadi sulit karena dana itu kemungkinan besar akan dikucurkan untuk menutup defisit. ”Defisit musim lalu memang belum tuntas. Dan saat ini harus mempersiapkan diri untuk musim depan. Pengurus dan manajemen tim sama-sama akan berupaya menyelesaikan keduanya,” kata Wakil Sekretaris Tim Persijap Nurjamil, kemarin.

Persoalan defisit anggaran musim lalu itu juga muncul dalam rapat tim kecil yang bertugas merumuskan langkah klub, pada Selasa malam lalu.



Windar Ary Nugroho, salah satu anggota tim kecil menyatakan, ada rencana untuk membawa persoalan finansial klub ini ke Bupati Jepara Hendro Martojo. ”Nyatanya memang buntu, belum ada jalan keluar. Apalagi ada defisit musim lalu,” kata Windar yang merupakan seorang pegawai negeri sipil di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Jepara dan fans Persijap.



”Barangkali ada pembicaraan yang lebih fokus untuk mencari jalan keluar keuangan itu bersama Pak Bupati,” lanjutnya. Tapi waktu untuk mengurai kebuntuan bersama bupati itu belum dijadwalkan.



Merger



Dari perkembangan yang ada, setelah rapat dua hari lalu itu, Persijap mulai menjalin komunikasi dengan otoritas di Liga Primer Indonesia (LPI) terkait penjajakan merger.



Sebagai klub yang finis di urutan 15 dan mestinya bertahan di Kompetisi Indonesia Super League (ISL), kini Laskar Kalinyamat bersama klub-klub lain harus diverifikasi kembali kesiapannya. Satu-satunya yang menjadi selilit klub pesisir ini adalah keuangan klub.

Windar mengakui ada pembicaraan informal dengan pihak Solo FC (klub peserta LPI) ketika ia berada di Solo, kemarin. (H15-73)